Selasa, 25 Oktober 2011

Sosiologi, Oleh Sisilia, klas XI IPA

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, bimbingan, dan rahmat-Nya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            
Makalah yang penulis buat ini membahas tentang “Pengendalian Sosial” yang merupakan bentuk pengawasan terhadap perilaku masyarakat agar terhindar dari kekacauan yang diciptakan oleh anggota masyarakat sendiri.
Sebagai bentuk upaya partisipasi penulis dalam pengembangan ilmu pengetahuan sosial khususnya sosiologi, penulis membuat makalah ini sebagai acuan bagi peserta didik untuk lebih mengetahui tentang Pengendalian sosial Penulis berharap dengan makalah ini dapat bermanfaat bagi peserta didik semuanya.
Penulis ingin berterimah kasih khususnya kepada guru mata pelajaran sosiologi yang telah menugaskan penulis membuat makalah ini, sehingga ketika membuat makalah ini penulis juga dapat belajar mengenai Pengendalian sosial.
Penulis meminta maaf apabila ada salah-salah kata yang tidak berkenan di hati semuanya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.


Palopo 06 Maret 2011

Penulis


Sisilia Sumarni








DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I. PENGENDALIAN SOSIAL............................................................................ 1
Pengantar......................................................................................................................... 1
1.    Pengertian Pengendalian sosial............................................................................ 2
2.    Ciri-ciri Pengendalian sosial................................................................................ 3
3.    Tujuan pengendalian sosial ................................................................................. 3
4.    Fungsi pengendalian sosial ................................................................................. 3
5.    Sifat-sifat Pengendalian sosial............................................................................. 4
6.    Cara-cara pengendalian sosial ............................................................................. 5
7.    Bentuk pengendalian sosial................................................................................. 7
8.    Lembaga pengendalian sosial.............................................................................. 9
BAB II. PENUTUP...................................................................................................... 12
A.    Kesimpulan........................................................................................................ 12
B.    Saran ................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 13














MAKALAH SOSIOLOGI
PENGENDALIAN SOSIAL

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:

NAMA: SISILIA SUMARNI
KELAS:X.B







SMA FRATER DISAMAKAN PALOPO
TAHUN AJARAN 2010/2011

 BAB I
PENGENDALIAN SOSIAL

Pengantar


Proses sosialisasi yang dijalani setiap individu tidak selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh masyarakatnya. Ada kalanya perilaku individu bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat sehingga dikatakan sebagai perilaku menyimpang.
Terjadinya perilaku menyimpang tersebut seringkali menyebabkan terjadinya ketidakharmonisan dan ketidakselarasan hidup dalam bermasyarakat. Oleh karenanya diperlukan adanya Pengendalian Sosialagar tidak terjadi perilaku menyimpang, atau setidaknya dapat meminimalisir terjadinya perilaku menyimpang dalam masyarakat agar ketenteraman dan kebahagiaan serta tujuan hidup bersama dalam masyarakat dapat terwujud.

Dari makalah ini akan dibahas mengenai Pengendalian Sosial yang meliputi:
1.        Pengertian Pengendalian Sosial
2.        Ciri-ciri Pengendalian Sosial
3.      Tujuan Pengendalian Sosial
4.      Fungsi Pengendalian Sosial
5.      Sifat-sifat Pengendalian Sosial
6.      Cara-cara Pengendalian Sosial
7.      Bentuk Pengendalian Sosial
8.      Lembaga Pengendalian Sosial













1.     Pengertian Pengendalian Sosial

Pengendalian sosial atau sering disebut sebagai sosial control adalah bentuk pengawasan terhadap perilaku masyarakat agar terhindar dari kekacauan yang diciptakan oleh anggota masyarakat sendiri. Pengendalian sosial dapat tercipta jika masyarakat mampu menjalankan hak dan kewajibanya sesuai dengan perannya masing-masing.
Berikut ini adalah beberapa definisi pengendalian sosial menurut para ahli sosiolog:
a.    J.S. Roucek
     Pengendalian sosial adalah segala proses pengawasan yang direncanakan ataupun tidak yang bersifat mendidik, mengajak, atau bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang berlaku.
b.   Horton
Pengendalian sosial adalah segenap cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang atau masyarakat, sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai harapan kelompok atau masyarakat.
c.    Peter L. berger
Pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang menyimpang.
d.   Menurut Soetandyo Wignyo Subroto
Pengendalian sosial adalah sanksi, yaitu suatu bentuk penderitaan yang secara sengaja diberikan oleh masyarakat.
e.    Bruce J. Cohen
Pengendalian sosial adalah cara-cara atau metode-metode yang digunakan untuk mendorong seseorang agar berperilaku selaras dengan kehendak kelompok atau masyarakat luas tertentu.






2.       Ciri-ciri Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.     Suatu cara, metode, atau teknik tertentu terhadap masyarakat.
b.    Dilakukan secara timbal balik meskipun terkadang tidak disadari oleh kedua belah pihak.
c.    Bertujuan mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan yang terus terjadi dalam suatu masyarakat.
d.   Dapat dilakukan oleh suatu kelompok terhadap kelompok lainnya atau oleh suatu kelompok terhadap individu.

3.       Tujuan Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial dilakukan dengan beberapa tujuan berikut:
a.    Untuk menjaga ketertiban sosial.
b.    Untuk mencegah terjadinya penyimpangan terhadap nilai-nilai dan norma-norma sosial di masyarakat.
c.    Untuk mengembangkan budaya malu.
d.   Untuk menciptakan dan menegakkan sistem hukum.

4.       Fungsi Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial menjalankan beberapa fungsi sebagai berikut:
a.    Membantu menciptakan ketertiban, keteraturan, keharmonisan sosial, keamanan, dan ketenteraman bagi seluruh warga masyarakat.
b.    Memberi peringatan kepada para pelaku penyimpangan atas perilaku menyimpangnya dan berusaha mengembalikan ke jalan yang benar.
c.    Mencegah timbulnya perilaku menyimpang sehingga mencegah meluasnya kasus-kasus penyimpangan yang terjadi.



d.   Menjaga kelestarian nilai-nilai dan norma yang berlaku termasuk menegakkan norma hukum yang kadangkala diabaikan.

5.       Sifat-sifat Pengendalian Sosial
Sifat pengendalian sosial ditinjau dari waktu pelaksanaanya, maka pengendalian       sosial memiliki sifat berikut.
a.    Bersifat Preventif
            Pengendalian sosial bersifat preventif adalah semua bentuk usaha pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran.  Semua bentuk pencegahan agar kemungkinan terjadinya pelanggaran dapat diminimalkan.
Contoh pengendalian sosial yang bersifat preventif adalah:
1.    Sosialisasi tentang pentingnya pemakaian helm bagi pengendara motor atau sabuk pengaman bagi pengendara mobil.
2.    Seorang ibu selalu menasihati anaknya agar bergaul dengan teman-teman yang baik dan menjauhi narkotika.
b.    Bersifat Represif
            Pengendalian sosial bersifat represif adalah pengendalian sosial yang bertujuan mengembalikan keserasian yang pernah terganggu karena terjadinya suatu pelanggaran dan dilakukan setelah terjadinya pelanggaran. Bentuk pengendalian sosial ini biasanya dengan memberikan sanksi.
     Contoh Pengendalian Sosial yang bersifat represif adalah:
1.    Pelanggar lalu lintas dikenai surat tilang dan melakukan persidangan dengan membayar denda atau hukuman lainnya.
2.    Seorang guru memberi tambahan pekerjaan rumah dua kali lipat saat mengetahui siswanya tidak mengerjakan pekerjaan rumah yang ditugaskan kepadanya.
c.    Bersifat Kuratif
                 Pengendalian sosial bersifat kuratif adalah pengendalian sosial yang dilakukan pada saat terjadi penyimpangan sosial.
Contoh pengendalian sosial bersifat kuratif adalah: seorang ibu menegur anaknya saat melakukan tindakan kurang sopan.

Jika ditinjau dari caranya, maka pengendalian sosial memiliki sifat sebagai berikut:
a.    Persuasif ( tanpa paksaan )
     Pengendalian sosial persuasive adalah upaya pengendalian sosial yang di lakukan dengan tidak menggunakan kekerasan atau pemaksaan. Pada umumnya pengendalian sosial persuasif dilakukan ketika masyarakat mengalami ketenteraman dan kedamaian dalam kehidupannya. Langkah-langkah persuasif ini merupakan langkah biasa ditempuh oleh banyak lembaga sebagai usaha untuk mewujudkan ketertiban dan keteraturan sosial.
     Contohnya:
Adanya ajakan untuk membuang sampah pada tempatnya melalui         sosialisasi yang di lakukan secara kontinyu dan disertai dengan serangkaian acara lain yang menyenagkan seperi jalan santai atau sepeda santai.
b.    Coercive ( paksaan )
                 Pengendalian sosial coercive adalah upaya pengendalian sosial yang dilakukan dengan kekerasan atau paksaan. Cara-cara pengendalian sosial dengan kekerasan dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
1.    Kompulsi (paksaan), merupakan keadaan yang sengaja di ciptakan sehingga seseorang terpaksa menati aturan dan menghasilkan kepatuhan yang sifatnya tidak langsung. Contohnya:adanya hukuman penjara atau hukuman mati diharapkan membuat orang tidak melakukan tindakan menyimpang.  
2.    Pervasi (pengisian), merupakan suatu cara pengendalian yang dilakukan secara terus-menerus dan berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu sehingga mampu mengubah kesadaran manusia untuk memperbaiki sikap dan perbuatannya menjadi lebih baik. Contohnya: bimbingan dan terapi yang dilakukan untuk mengobati pecandu narkoba.

6.       Cara-cara Pengendalian Sosial
Secara umum, pengendalian sosial dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
a.    Pengendalian sosial melalui kekuatan dan kekuasaan. Pengendalian ini digunakan jika bentuk pengendalian sosial lainnya gagal untuk mengarahkan tingkah laku anggota masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan nilai dan norma sosial.
b.    Pengendalian sosial melalui tekanan sosial. Tekanan sosial masyarakat   menimbulkan keseganan sehingga individu yang ada di dalamnya tergugah untuk menyesuaiakan diri dengan aturan kelompok yang ada.
c.    Melalui proses sosialisasi, melalui proses sosialisasi yang dilakukan oleh setiap individu, anggota masyarakat belajar untuk menerima nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat tanpa paksaan.

Adapun menurut Koenjaraningrat, pengendalian sosial dapat di lakukan melalui empat cara sebagai berikut:

a.             Mempertebal keyakinan masyarakat terhadap norma sosial
Proses penanaman keyakinan terhadap norma sosial yang baik sangat diperlukan dalam rangka keberlangsungan tatanan masyarakat yang dapat dilakukan melalui lembaga-lembaga pengendalian sosial yang ada di masyarakat. Dengan semakin tebalnya keyakinan masyarakat terhadap norma sosial yang berlaku dalam masyarakatnya, maka anggota masyarakat memiliki kecenderungan untuk menaati norma tersebut.
b.             Memberikan imbalan kepada warga yang menaati norma
Dengan pemberian imbalan kepada warga yang menaati norma maka mendorong seorang individu untuk melakukan tindakan yang baik dan sesuai dengan norma.
c.    Mengembangkan rasa malu dalam jiwa warga masyarakat  yang menyeleweng dari aturan atau nilai yang berlaku
Perasaan malu akan menghinggapi seseorang individu apabila melakukan pelanggaran dan mendapatkan celaan dari masyarakat. Dengan adanya rasa malu dalam diri anggota masyarakat maka mereka akan berfikir jika melakukan suatu tindakan yang melanggar norma karena bisa memalukan diri mereka sendiri.

d.   Mengembangkan rasa takut dalam jiwa warga yang hendak melanggar dengan ancaman dan kekuasaan.
Perasaan takut seorang manusia akan mengarahkan seorang individu untuk tidak melakukan pelanggaran terhadap norma. Ketakutan seorang individu menggugah kesadaran bahwa perilakunya akan menghasilkan keadaan yang tidak baik dan merugikan dirinya sendiri.

7.       Bentuk Pengendalian Sosial
       Pengendalian sosial dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, yaitu sebagai   berikut:
a.                                   Pengendalian sosial secara formal
Pengendalian sosial secara formal dapat dilakukan dalam bentuk sebaigai berikut:
1.    Pengendalian sosial melalui lembaga pendidikan
     Pendidikan merupakan suatu proses penanaman nilai dan norma serta pendewasaan anak. Melalui pendidikan, seorang anak dikenalkan, dibiasakan, dan dituntun untuk patuh pada berbagai nilai dan norma sosial yang ada di masyarakat. Dalam proses pendidikan seorang anak juga belajar mengenai pengetahuan (kognitif), sikap, etika, dan seni (afektif), serta berbagai keterampilan yang menunjang agar seorang individu mampu berperilaku wajar dan baik.
2.    Pengendalian sosial melalui hukuman fisik
Pengendalian ini pada dasarnya dilakukan dengan cara resmi dan tidak resmi. Secara resmi dilakukan oleh lembaga resmi seperti kepolisian dan lembaga pemasyarakatan. Contohnya adalah penembakan terhadap residivis yang melawan saat ditangkap oleh aparat polisi. Adapun hukuman fisik secara tidak resmi atau tidak sah dilakukan oleh masyarakat secara spontan. Contohnya adalah pengeroyokan terhadap pencuri oleh masyarakat.

3.    Pengendalian sosial melalui agama
Agama merupakan suatu sistem kepercayaan yang di dalamnya terkandung sejumlah nilai dan norma yang harus dipatuhi pemeluknya. Nilai dan norma menjadi tuntutan dan pedoman  bagi manusia dalam berinteraksi dengan Tuhan, dengan sesama manusia, dan dengan lingkungan alam. Dengan menjadi pemeluk agama yang baik, berarti seseorang bersedia mematuhu sejumlah norma yang diajarakan oleh agamanya.


b.                                  Pengendalian sosial secara nonformal
1.    Gosip atau gunjingan
Gosip adalah berita atau informasi yang menyebar secara cepat dan tidak berdasarkan pada fakta atau bukti-bukti yang kuat. Pada umumnya gosip berisi hal-hal yang dinilai kurang pantas maupun buruk menurut kaca mata umum. Pada dasarnya gosip merupakan upaya orang lain memperhatikan perilaku kita, apakah sudah sesuai dengan harapan masyarakat atau belum.
2.    Teguran
Teguran merupakan kritik yang diberikan seseorang kepada orang lain sehubungan dengan perilakunya. Teguran digunakan untuk mengendalikan pelanggaran ringan. Jika gosip disampaikan secara tidak langsung kepada orang yang dianggap melakukan penyimpangan, teguran justru disampaikan secara langsung dan terbuka.
3.    Pengucilan
Pengucilan merupakan suatu tindakan pemutusan hubungan sosual oleh masyarakat maupun kelompok sosial tertentu terhadap seseorang atau sekelompok orang. Orang yang di kucilkan dari lingkungan masyarakatnya tentu akan merasa tidak nyaman.
4.    Ejekan
Ejekan merupakan tindakan membicarakan seseoarang dengan menggunakan kata-kata kiasan, perumpamaan, ataupun kata-kata yang berlebihan serta bermakna negative. Ejekan seringkali dirasa sangat menyakitkan sehingga tidak ada orang yang senang jika diejek.
5.    Celaan
Celaan adalah suatu tindakan kritik atau tuduhan terhadap suatu pandangan, sikap, dan perilaku yang tidaak sejalan/tidak sesuai dengan pandangan, sikap, dan perilaku anggota kelompok pada umumnya.

8.       Lembaga pengendalian sosial
Lembaga pengendalian sosial ini berfungsi sebagai lembaga pengontrol dan pengawas terciptanya stabilitas masyarakat. Ada banyak lembaga pengendalian sosial yang ada di masyarakat yang terbentuk secara sengaja untuk mengendalikan anggota masyarakat.

Berikut ini lembaga-lembaga pengendalian sosial yang ada dalam masyarakat.
a.      Lembaga kepolisian
      Polisi merupakan alat penegak hukum yang bertugas untuk memelihara dan meningkatkan tertib hokum guna mewujudkan ketertiban, keamanan. Dan ketentraman dalam masyarakat. Sehingga bisa di katakan bahwa polisi merupakan pranata sosial yang bertugas menegakkan kaidah-kaidah sosial. Untuk menjalankan tugasnya tersebut polisi di berikan kewenangan untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap berbagai kasus kejahatan serta menerima laporan kejahatan dari masyarakat. Selain itu, polisi juga mengemban tugas untuk membimbing masyarakat agar memiliki kesadaran hokum dan turut berpatisipasi aktif dalam rangka menjaga keamanan lingkungan masing-masing.
b.      Lembaga pengadilan
Pengadilan merupakan lembaga resmi yang di bentuk oleh pemerintah guna menyelenggarakan proses peradilan terhadap orang-orang yang di tuduh melanggar hokum. Dalam pengadilan terdapat pertangkat yang bertugas menjalankan pengadilan antara lain, hakim, panitera, dan pengacara. Dalam memberikan hasil keputusan pengadilan, seorang hakim harus berdasar pad aturan hokum yang telah di tetapkan dan berlaku..
c.      Lembaga kejaksaan
Kejaksaan merupakan lembaga resmi yang bertugas sebagai penuntut umum, yaitu melakukan penuntutan terhadap mereka yang melakukan pelanggaran hokum berdasarkan tertib hokum yang berlaku. Lembaga ini merupakan lembaga tidak lanjut dari lembaga kepolisian yang telah menagkap dan menyelidiki pelanggaran yang telah di lakukan sehingga lembaga ini memberi peranan penting dalam penegakan hokum. Lembaga kejaksaan merupakan lembaga yang independent dan tidak terpengaruh dari berbagai macam intervensi sehingga di harapkan, apa yang menjadi tuntutan dapat dinilai secara objektif.
d.     Lembaga adat
Adat istiadat pada umunya berisi tentang nilai, norma, pandangan hidup, cita-cita, pengetahuan, keyakinan serta kaidah sosial yang saling berkaitan satu sama lain dan dipahami, diakui, dijalankan, serta dipelihara secara terus-menerus. Fungsinya adalah sebagai pedoman tertinggi bagi masyarakat untuk bersikap dan berperilaku. Adat istiadat sering juga di sebut dengan istilah sistem nilai budaya.

Adat memiliki beberapa tingkatan sebagai berikut.
1.    mode, merupakan adat yang lazim berisi tentang kebiasaan-kebiasaan dan bersifat sementara.
2.    tradisi, merupakan adat yang melembaga dan sudah berjalan lama secara turun-temurun.
3.    upacara, mreupakan adat istiadat yang dipakai dalam merayakan hal-hal yang resmi.
4.    etiket, merupakan tata cara dalam masyarakat dan sopan santun dalam memelihara hubungan dengan sesama manusia.
5.    folkways, merupakan adat basa-basi yang dijalankan dalam masyarakat sehari-hari karena dianggap baik dan menyenangkan.

e.      Tokoh masyarakat
Tokoh masyarakat merupakan orang yang memiliki kelebihan tertentu atau pengaruh yang besar dan dihormati sehingga ucapan, sikap dan perilakunya bisa diteladani oleh orang banyak. Nasihat atau pemikirannya banyak digunakan dan mampu mempengaruhi serta mengendalikan perilaku orang sekitarnya .
















BAB II
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Dari makalah ini penulis mengambil kesimpulan bahwa Pengendalian sosial merupakan suatu metode pengawasan terhadap masyarakat baik secara persuasif maupun memaksa sehingga perilaku anggota masyarakatnya sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.
Dalam berinteraksi dengan sesama sangat dibutuhkan pengendalian sosial untuk dapat mengendalikan tingkah laku dalam masyarakat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, seperti kekacauan yang dapat merusak hubungan antar sesama manusia.


B.  Saran
Penulis menyarankan agar semua peserta didik dapat lebih mencari informasi yang lebih mendalam tentang materi ini dan tidak terhenti sampai di sini. Carilah buku atau sumber materi yang lebih lengkap. Penulis meminta maaf apabila ada salah-salah kata atau tulisan yang tidak sesuai dihati semuanya.
Penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari semuanya agar penulis dapat memperbaiki makalah ini dan lebih menyempurnakannya lagi. 
             

















DAFTAR PUSTAKA

Sigit  H. Bambang Soeparto. 2006. Gemilang Sosiologi. Palur: cipta pusaka.



















Tuga Bindo, By : Eka Nigsih, XI IPA

GLOSARIUM ISTILAH-ISTILAH KIMIA
A
Atom. Bagian terkecil suatu unsur yang masih memiliki sifat unsur dan terdiri atas proton, neutron, dan elektron.
Atom Karbon Primer. Atom karbon yang terikat langsung pada satu atom karbon lain.
Atom Karbon Sekunder. Atom karbon yang terikat langsung pada dua atom karbon lainnya.
Afinitas Elektron. Besaran yang menyatakan kecenderungan atom netral untuk mengikat elektron.
Alkana. Kumpulan hidrokarbon alifatik jenuh dengan rumus umum C2H2n+2.
Alkena. Kumpulan hidrokarbon alifatik tidak jenuh, mengandung ikatan rangkap, memiliki rumus C2H2n.
Alkuna. Kumpulan hidrokarbon alifatik tidak jenuh, mengandung ikatan rangkap tiga, memiliki rumus C2H2n-2.
Asam Lewis. Senyawa dapat menerima pasangan elektron.
Aturan Oktet. Aturan yang menyatakan bahwa unsur-unsur dalam tabel periodik, kecuali hidrogen dan helium, memiliki kecenderungan memiliki 8 elektron valensi untuk berada pada kondisi stabil.
Anion. Ion bermuatan negatif.
Asam. Jenis senyawa yang mengandung hidrogen dan terdiosiasi dalam air.
Alkilasi. Penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar.
Autoredoks. Suatu zat mengalami reaksi oksidasi sekaligus reduksi.
Air Limbah. Air sisa yang mengandung zat-zat yang tidak diperlukan.
Adsorpsi. Salah satu sifat kaloid, yaitu kemampuannya mengikat meteri dipermukaannya.
Aerosol. Koloid yang merupakan dispersi cairan atau padatan dalam gas.
B
Basa. Ion atau molekul yang dalam larutan berperan sebagai proton akseptor.
Basa Kuat. Basa yang derajat ionisasinya besar.
Basa Lewis. Senyawa kimia yang dapat menyumbangkan pasangan elektron.
Bilangan Avogadro. Bilangan yang menyatakan jumlah atom dalam 12 g nulida murni C-12; (6,02252 ± 0.00082) x 1023 molekul/mol.
Bilangan Oksidasi. Bilangan yang menyatakan jumlah elektron yang berperan pada unsur dalam suatu senyawa.
Bilangan Oktana. Bilangan yang menunjukkan kecepatan letup dari bahan bakar bermotor.
Bilangan Kuantum. Parameter yang digunakan untuk menggambarkan tingkat energi, posisi, dan bentuk orbital.
Buih. Gas yang terdispersi dalam zat cair.


C
Campuran. Gabungan dua zat tunggal atau lebih yang masih mempunyai sifat-sifat zat asalnya.
Campuran Rasem. Campuran tak aktif optis dari jumlah sama senyawa d dan 1.
D
Disinfektan. Tahap ini untuk menhilangkan mikroorganisme seperti virus dan materi.
Distilasi. Proses pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponennya.
Distilasi Bertingkat. Pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi.
Derajat Ionisasi Asam (a). sebagai ukuran banyaknya zat yang terionisasi dalam larutan.
Diagram Siklus. Satu cara menggambarkan hukum Hess.
Diagram Tingkat Energi. Satu cara menggambarkan kedudukan pereaksi dan produk sesuai dengan kandungan energinya.
Domain Elektron. Daerah keberadaan elektron di sekitar atom pusat.
Duplet. Kulit-kulit atau tingkat-tingkat energi yang di beri lambang mulai dari kulit yang paling dekat dengan nukleus.
E
Elektolisis. Proses penguraian senyawa kimia berbentuk lelehan atau cairan dengan mengalirkan elektrik ke dalam senyawa tersebut.
Efek Fotolistrik. Satu fenomena dimana cahaya menyebabkan elektron lepas dari permukaan logam.
Emulsi. Sistem koloid yang zat terdispensinya merupakan zat cair dan medium terdispensinya cair dan padat.
Elektrolit. Bahan yang mampu menghantarkan arus lisrik akibat perpindahan ion.
Elektrolit Kuat. Zat elektrolit yang terurai seluruhnya menjadi ion atau memiliki derajat ionosasi (α)=1.
Elektrolit Lemah. Zat elektrolit yang hanya sebagian kecil terurai menjadi ion atau memiliki derajat ionisasi (α)=0.
Elektron. Partikel subatom bermuatan negatif (1,6 x 10-19C) dan bermassa 1/1840 massa atom hidrogen.
Elektron Valensi. Elektron yang terdapat di dalam kulit luar suatu atom.
Energi Ionisasi. Energi minimal yang diperlukan sebuah atom atau molekul untuk melepaskan sebuah elektron dalam fase gas.
Energi Atomisasi. Perubahan entalpi pada perubahan 1 mol suatu zat menjadi atom-atom gasnya.
Efek Rumah Kaca. Lapisan gas CO2 yang melingkupi bumi menyebabkan  radiasi terserap oleh lapisan tersebut, kemudian energi itu dipancarkan kembali sehingga bumi menjadi hangat.
F
Fase. Bagian homogen dari sistem heterogen yang dipisahkan satu sama lain oleh batas yang jelas.
Fase Terdispersi. Zat yang didispersikan ke dalam medium pendispersi.
Foton. Partikel cahaya

G
Gaya Dipol-Dipol. Gaya tarik-menarik antar molekul polar.
Gaya Dispersi. Gaya tarik-menarik antar molekul nonpolar sebagai akibat interaksi dipol sesaat dengan dipol terimbas.
Gel. Koloid yang setengah kayu.
Gerak Brown. Gerakan partikel koloid terus menerus dengan gerak patah-patah.
Glukosa. Gula anggur, gula kristal putih, C6H12O6, yang sangat banyak dijumpai di alam.
Gas Sintetis. Campuran gas karbon monoksida dan gas hidrogen.
Gas Monoatomik. Gas-gas ini berada dalam bentuk tunggal atau yang lebih.
Garam Hidrat. Garam yang mengikat air.
Golongan. Lajur vertikal pada tabel periodik.
H
Hidrat. Zat yang dibentuk oleh ikatan kimia suatu senyawa dengan satu atau lebih molekul air, dimana jumlah molekul air ini khas bagi tiap zat.
Hidrokarbon. Senyawa organik yang tersusun atas karbon dan hidrogen dalam berbagai perbandingan.
Hibridisasi. Pembastaran orbital-orbital atom dari tingkat energi yang berbeda menjadi orbital-orbital yang setingkat.
Hidrolisis Total. Kation dan anion dari garam keduanya mengalami hidrolisis.
Hidrolosis Pasial. Hanya kation atau anion saja dari garam yang mengalami hidrolisis.
Hidrokarbon Alifatik. Senyawa hidrokarbon yang tersusun atom-atomnya membentuk rantai terbuka.
Hidrokarbon Aromatik. Senyawa hidrokarbon yang mengandung cincin bebzena dalam struktur molekulnya.
Hujan Asam. Air yang bersifat asam dengan pH antara 3-5,5.
Homogen. Berkaitan hanya dengan dua atau beberapa fase.
I
Ion. Benda bermuatan.
Ionisasi. Peristiwa penguraian zat menjadi ion-ion.
Isomer. Senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi rumus strukturnya berbeda.
Isomer Rangka. Senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi kerangkanya berbeda.
Ikatan Ion. Ikatan antara atom elektropositif dan atom elektronegatif.
Ikatan Kimia. Ikatan antara atom-atom penyusun suatu molekul atau senyawa.
Ikatan Koordinasi. Ikatan kimia yang melibatkan penggunaan bersama pasangan elektron.
Ikatan Kovalen. Ikatan kimia yang terjadi antara dua atom yang melibatkan penggunaan bersama pasangan elektron.
Ikatan Kovalen Koordinasi. Ikatan kovalen yang melibatkan penggunaan bersama sepasang elektron.
Ikatan Logam. Ikatan antar atom elektropositif.
Isotop. Atom dari  unsur yang mempunyai nomor sama tetapi nomor massa berbeda.
Isobar. Atom dari unsur yang berbeda, tetapi nomor massanya sama.
Isoton. Atom dari unsur yang bebeda, tetapi mempunyai jumlah neutron  yang sama.
J
Jari-Jari Atom. Jarak dari inti atom hingga kulit yang ditempati elektron terluar.

K
Kation. Ion bermuatan positif.
Kalor. Energi yang berpindah dari satu sistem ke sistem lainnya karena perubahan suhu.
Kalorimetri. Alat untuk menentukan kalor reaksi melalui eksperimen.
Kelarutan. Jumlah maksimun zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut tertentu.
Kerja. Pertukaran energi antara sistem dengan lingungan di luar kalor.
Koagulasi. Penggumpulan partikel koloid.
Koloid. Bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi.
Kimia Organik. Salah satu cabang ilmu kimia yang khusus mempelajari senyawa organik.
Keelektronegatifan. Kecenderungan suatu atom untuk menarik elektron dari atom lainnya.
L
Larutan. Campuran homogen antara zat terlarut dan zat pelarut.
Larutan Jenuh. Larutan yang sudah tidak dapat lagi melarutkan zat telarut.
Larutan Penyangga. Campuran dari asam lemah dan basa konjugasinya atau basa lemah dan asam konjugasinya.
Larutan Penyangga Basa. Campuran dari basa lemah dan asam konjugasinya.
Laju Reaksi. Besaran yang menyatakan perubahan konsentrasi pereaksi atau produk.
Larutan Elektrolit. Larutan yang dapat menghantarkan listrik.
Larutan Nonelektrolit. Larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Lumpur Aktif. Lumpur yang banyak mengandung bakteri aerob.
M
Massa Atom Relatif. Perbandingan massa rata-rata satu atom suatu unsur dengana kali massa satu atom C-12.
Massa Molar. Massa satu mol zat.
Massa Molekul Relatif. Perbandingan massa rata-rata satu molekul suatu senyawa dengan kali massa satu atom C-12.
Molaritas. Konsentrasi larutan yang dinyatakan dalam jumlah mol zat terlarut per desimer kubil larutan.
Metana. Komponen utama atau komponen terbesar yang terdapat dalam gas alam.
Mol. Satuan penting yang memudahkan perhitungan kimia.
Mekanisme Reaksi. Rangkaian tahap-tahap reaksi yang terjadi dalam suatu reaksi.
Molekul Polar. Molekul yang mempunyai dwikutub.
Momen Dipol. Besaran yang menyatakan tingkat kepolaran suatu molekul.


N
Neutron. Partikel atom tidak bermuatan dan bermassa kira-kira sama dengan satu proton.
Nomor Atom. Bilangan bulatan yang menunjukkan jumlah proton inti.
Nomor Massa. Banyaknya proton dan neutron dalam satu atom.
Nonelektrolit. Zat yang sediki atau sangat sedikit terurai menjadi ion.
O
Oksidasi. Proses penambahan oksigen pada suatu zat dan proses pengurangan atau pelepasan hidrogen suatu zat.
Orbital. Daerah di sekitar inti dengan kebolehjadian terbesar untuk menemukan elektron.
Orde Reaksi. Pangkat konsentrasi pereaksi pada persamaan laju reaksi.
Oktet. Sistem empat pasang elektron valensi yang umumnya menunjukkan bahwa zat dengan sistem ini bersifat stabil.
Oksidator. Zat yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi, zat sendiri mengalami reaksi reduksi.
Oksida Logam. Reaksi antara logam dengan oksigen.
Ozon. Gas yang berwarna biru bersih, berbau menyengat, merupakan oksidator kuat, mempunyai rumus kimia O3.
Olefin. Bahan dasar petrokimia yang paling utama.

P
Periode. Susunan unsur-unsur dari kiri kekanan.
Produk. Senyawa yang dihasilkan setelah reaksi kimia.
Pencemaran. Adanya faktor abiotik di lingkungan yang melebihi ambang batas.
Pereaksi Pembatas. Pereaksi yang bereaksi sempurna membatasi jumlah produk yang di hasilkan.
Polutan. Zat-zat pencemar.
Proton. Partikel bermuatan positif..
Petrokimia. Bahan-bahan yang berasal dari bahan pengolahan minyak dan gas bumi.
Pergesaran Kesetimbangan. Cara sistem kesetimbangan mengatasi pengaruh aksi atau gangguan.
Persamaan Ion. Suatu cara pemaparan reaksi kimia yang melibatkan larutan elektrolit.
PH. Suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat kesamaan suatu larutan.
R
Reduksi. Reaksi pelepasan oksigen oleh suatu zat, pengikat elektron atau penurunan bilangan oksidasi.
Reduktor. Zat yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi reduksi, zatnya sendiri mengalami oksidasi.
Rumus empiris. Rumus perbandingan yang paling sederhana dari atom-atom penyusun senyawa.
Rumus molekul. Menyatakan jenis dan jumlah atom dalam satu molekul senyawa.
Rumus kimia. Gabungan lambang kimia yang menyatakan jumlah dan perbandingan atom-atom dalam molekul, senyawa, atau campuran.
Reaktan. Senyawa yang akan mengalami reaksi kimia.
Reaksi Pembatas. Reaksi yang masih menyisahkan pereaksi.
Reaksi Pengusiran. Reaksi yang menggeser kedudukan unsur yang berada di bawahnya.
Reaksi Ekstorem. Reaksi yang disertai pelepasan kalor ke lingkungan.
Reaksi Endoterm. Reaksi yang perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem.
Reaksi Penetralan. Reaksi asam dengan basa menghasilkan garam dan air.
S
Senyawa. Gabungan unsur-unsur yang berikatan secara kimia dan membentuk zat homogen baru.
Senyawa Poliatomik. Senyawa yang terdiri dari dua jenis atom.
Senyawa Organik. Senyawa yang terdiri atas karbon dan hidrogen.
Stoiklometri. Hubungan kuantitatif antara pereaksi dan produk kimia yang dinyatakan dalam persamaan reaksi kimia.
Senyawa Polar. Senyawa ionik atau molekul dengan momen dipol yang besar.
Senyawa Molekul. Senyawa yang berikatan hanya dengan ikatan kovalen.
Senyawa Biner. Senyawa yang tersusun oleh dua jenis atom saja.
Sinar Katode. Aliran elektron yang dipancarkan dari katode di dalam tabung hampa udara.
Sifat Logam. Sifat mudah melepaskan elektron, penghantar listrik yang baik, mudah dibentuk dan berwujud padat.
Sifat Nonlogam. Sifat mudah menangkap elektron, bukan penghantar listrik, dan berwujud cair atau gas.
Sifat Amfiprotik. Zat yang dapat bersifat sebagai asam dan sebagai basa.
Sifat Makroskopis. Sifat-sifat zat atau sistem yang dapat diamati atau diukur.
Sistem. Proses yang sedang dipelajari perubahan energinya.
Sol. Sistem koloid yang terbentuk dari partikel zat padat yang terdispersi dalam zat cair.
T
Tereduksi. Zat yang mengalami pelepasan oksigen dalam suatu reaksi.
Teroksidasi. Senyawa yang mengalamin pelepasan elektron dalam suatu reaksi.
Tabel Periodik. Pengelompokan unsur kimia dalam kolom dan baris.
Tetapan Avogadro. Jumlah atom karbon yang terdapat dalam 12 gram C-12 (na = 6,02 X 1023).
Titik Didih. Suhu pada saat tekanan udara jenuh suatu cairan sama dengan tekanan atmosfer luar.
Titik Ekivalen. Ph pada saat asam dan basa tepat ekivalen.
Titik Akhir Titrasi. Ph pada saat indikator berubah warna.
Tetapan Laju Reaksi. Tetapan yang berkaitan dengan zat-zat pereaksi.
Tetapan Keseimbangan. Hukum keseimbangan.
Termokimia. Cabang ilmu kimia yang mempelajari kalor reaksi.
Tetapan Hidrolisis. Tetapan kesetimbangan dari reaksi hidrolisis.
U
Unsur. Zat tunggal yang tidak dapat diuraikan menjdi zat-zat yang lebih sederhana dengan reaksi kimia biasa.
V
Volume. Isi atau besar benda dalam ruang.
Volume Molar. Volume yang ditempati oleh satu mol zat pada kondisi tertentu.
Valensi. Banyaknya muatan yang terdapat dalam suatu ion.
Valensi Asam. Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh satu molekul asam.
Volatilas. Perubahan wujud zat dari padat atau cair menjadi uap.
Volume Molar Gas. Volume satu mol gas.
W
Warfarin. Hablur tanpa rasa, tanpa warna, dan tanpa bau.
X
Xilosa. Sakarida isomer arabinasa, diperoleh dari jerami dan jute dengan mendidihkannya asam sulfat encer.
Xilenol. Zat padat hablur putih yang terdapat sebagai lima isomer.
Xantofil. Pigmen kuning daun, yang terjadi bila klorofil telah hilang.
Y
Yogurt. Susu masam yang digunakan dalam minuman.
Yohimbina. Alkoloid yang diperoleh dari kulit pohon, hablur jejarum tanpa warna, titik leleh 508 K.
Z
Zarah. Bagian benda yang sangat kecil atau sel umpamanya butir darah.
Zat Antibiotik. Zat yang diperoleh dari organisme hidup.
Zat Kimia. Senyawa atau zat dengan susunan molekul.
Zat Induk. Senyawa yang memberikan turunan atau hasil subtitusi.
Zat Pemutih. Zat yang digunakan untuk melembutkan warna benda, terutama serat yang berasal dari hewan dan tumbuhan.

Biografi Penulis
Nama Lengkap : Eka Ningsi Tandisau’
TTL                 : Rantai Damai, 27 November 1994
Agama             : Kristen Protestan
Jenis Kelamin  : Perempuan
Alamat            : Rantai Damai
Status              : Pelajar
Sekolah           : SMA Frater Palopo
Asal Sekolah  
a.       SD       : SD Kristen R. Damai
b.      SMP    : SMP Kristen R. Damai
Nama Orang Tua
a.       Ayah   : Sampang Tandisau’
b.      Ibu       : Alfrida Tinoring
Pekerjaan Orang Tua  
a.       Ayah   : Petani
b.      Ibu       : Ibu Rumah Tangga

Biografi Penulis
Nama Lengkap : Valdeny Leksi . R
TTL                 : Palopo, 17 September 1995
Agama             : Kristen Protestan
Jenis Kelamin  : Laki-Laki
Alamat            : Jl. Tandipau
Status              : Pelajar
Sekolah           : SMA Frater palopo
Asal Sekolah  
a.       SD       : SD Boting
b.      SMP    : SMP 6 Palopo
Nama Orang Tua
a.       Ayah   : Leksi
b.      Ibu       : Marthina
Pekerjaan Orang Tua
a.       Ayah   :  PNS
b.      Ibu       : Ibu Rumah Tangga


KIMIA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Ø  Eka Ningsi Tandisau’
Ø  Valdeny Leksy
XB

SMA FRATER  DISAMAKAN PALOPO
TAHUN AJARAN 2010/2011
Daftar Pustaka

Harnanto Ari. 2009. Kimia SMA/MA kelas x. klaten: Seti-Aji.
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 SMA. Mata pelajaran kimia. Jakarta: ditjen Dikdasmen.





                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        



KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas perlindungan dan penyertaan-Nya, sehingga Glosarium Kimia ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis juga berterima kasih kepada Ibu Hamia M. S.Pd, yang telah mengajarkan penulisan tentang Glosarium.
Penulis juga berterimah kasih kepada semua pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan glosarium ini.
Penulis sangat menyadari bahwa Glosarium ini kurang lengkap, maka dari itu penulis mengharapkan agar pembaca bisa mencari istilah-istilah Kimia dari berbagai sumber untuk melengkapi kekurangan dari glosarium ini.
Sekian dan terima kasih


Palopo, 30 Mei 2011

penulis